Sebulan yang lalu, di salah satu
grup WA ada informasi kalau akan ada acara Jumpa penulis tanggal 15 Oktober 2017 di Taman
Ismail Marzuki. Saat itu, keinginan untuk datang cukup besar. “Semoga nanti ada
rejeki, sehingga bisa datang,” gumamku dalam hati
Hari demi hari
pun berganti. Acara Jumpa Penulis pun hampir terlupakan dalam benakku. Seminggu
yang lalu, salah satu teman di grup WA ODOP (One Day One Post) kembali share
informasi tentang acara Jumpa Penulis. Keinginan untuk datang kian besar. Tapi
sebagai seorang single parent, aku harus mengutamakan kebutuhan anak. “Semoga nanti
ada rejeki, sehingga aku bisa datang,” batinku kembali.
Alhamdullillah,
ternyata memang jadi rejekiku. Jumat kemarin, bagaikan mimpi di siang bolong,
aku tiba-tiba mendapat Whatsapp dari teman ODOP.
“Mba, aku ada
tiket gratis nih buat acara Jumpa Penulis. Mba mau,” begitu WA yang aku terima
dari mba Laras.
“Mau,” Jawabku
tanpa pikir panjang.
“Isi datanya ya mba,” ujar mba Laras.
“Siap,”
tukasku.
Hari yang
dinanti pun akhirnya tiba. Jam 5.30 aku
dan mba Laras pun sepakat janjian di daerah Pondok Indah. Sambil konvoi
beriringan, akhirnya jarum jam menunjukkan pukul 06.16 kita berdua sudah sampai
di Taman Ismail Marzuki.
“Kepagian ya
mba datangnya. Panitianya masih sibuk berbenah,” ucapku
“Iya sih. Tadi kata
kang Tisna, kemarin nggak boleh loading. Makanya loading pagi ini. Tapi ngga
papa juga sih kita datang pagi, yang terpenting kita dapat novel Perjalanan
Menulisku karya mas Ahmad Rifa’i Rif’an,” ujar mba Laras.
Sambil menunggu
pintu dibuka, iseng-iseng aku WA teman yang kebetulan tempat kerjanya dekat
dari TIM. Niatnya minta dibelikan ketoprak langganannya. Namun sayangnya,
ketoprak langganannya pun tidak jual.
“Ya sudahlah
apa aja. Nasi padang juga boleh. Tapi belikan dua ya. Sekalian buat temanku,”
pintaku
Tak lama
berselang. Jam menunjukkan pukul 08.10, pintu dibuka. Saat pintu dibuka, dengan
lincahnya aku lari agar mendapatkan tempat di depan. “Kebiasaan nonton konser
Kahitna, terbawa juga deh di acara ini,” batinku.
Mendapatkan duduk
di barisan depan setelah VIP, aku pun langsung mencari 6 kursi buat teman-teman
di ODOP juga.
Tepat pukul
09.15, Tere Liye tampil pertama di acara kali ini. Dengan durasi 45 menit, Tere
Liye menceritakan perjalanan novelnya yang berjudul Hafalan Sholat Delissa. Tidak hanya menceritakan tentang novelnya,
Tere yang hadir dalam kondisi tubuh yang tidak enak badan pun juga membagikan
tipsnya. Disusul dengan sesi tanya jawab dari 6 peserta acara Jumpa Penulis.
Setelah
menjawab 6 pertanyaan dari peserta, sesi Tere Liye berakhir. Duo MC muncul dan bagi-bagi
buku. Aku pun tak mau ketinggalan untuk maju ke depan. Alhamdulillah aku bisa
mendapatkan buku Jejak Cinta.
Sesi kedua, diisi
oleh Tendi Murti. Kehadiran Tendi Murti cukup singkat. Hanya 15 menit. Tendi
Murti memperkenalkan adanya KMO atau Komunitas Menulis Online, dan menghadirkan
Indah, seorang penulis disabilitas yang menulis lewat HP.
Ahmad Rifa’i
Rif’an hadir di sesi ketiga, dengan membagi kunci suksesnya menulis, pria yang
kini tinggal di Lamongan juga mampu menghipnotis peserta.
Sebelum break makan siang, sesi keempat inilah
sesi yang paling dinanti. Sesaat
sebelum Ippho Santoso tampil di atas panggung, panitia harus berkeliling
dan memastikan bahwa ruangan tidak boleh ada anak kecil. Setelah ruangan tidak
ada anak kecil di dalamnya, Ippho Santoso pun langsung menghipnotis sekitar 500
peserta acara Jumpa Penulis. “Ilmu itu seperti kijang, kalau kita tidak
mengikatnya, maka ia akan lepas begitu saja. Bagaimana mengikatnya? Ditulis,”
beber Ipho.
Tak terasa
jarum jam menunjukkan pukul 12.30. akhirnya tanpa ada sesi tanya jawab, materi
Ippho pun berakhir. Selama 1 jam break makan
dan sholat dhuhur.
Dengan perut
kenyang, aku memasuki ruangan kembali. Materi dari Helvy Tiana Rosa juga tak
kalah menarik. Sebelum membagi tipsnya, Helvy menceritakan tentang novelnya
yang bertajuk Gadis Kecil dari Rel Kereta Api.
“Dalam menulis
itu harus mempunyai tekad yang kuat, mau latihan baik lewat IG, FB ataupun
Blog, dan bergabung dalam komunitas menulis,” beber kakak kandung Asma Nadia ini.
Selesai membagi tips dan dan sesi Tanya
jawab, pihak panitia kembali memberikan waktu buat istirahat dan sholat Ashar. “Bagi
45 orang pertama yang berada di ruangan ini, nanti berhak dapat hadiah,” ujar
Wendi sang MC.
Jarum jam menunjukkan pukul 15.30, istirahat
sholat Ashar pun kelar. Sambil menepati janji nya, MC pun membagi hadiah. Kali ini
aku juga nggak mau ketinggalan. “Alhamdulillah dapat hadiah lagi. Hadiahnya keren
banget. Handwallet dari Indblack,” batinku.
Tak hanya hadiah yang kalah keren. Penulis
di sesi keenam juga tak kalah kerennya. Si Dewa Selling alias Dewa Eka Prayoga
juga membagi tipsnya. Dewa Eka Prayoga mengungkakan bahwa buku pertama yang
ditulisnya 7 kesalahan Fatal Pengusaha Pemula itu berdasarkan pengalaman
pribadi. “Penulis juga harus bisa jualan,” pesan Dewa Eka Prayoga
Sebelum sesi terakhir oleh Asma
Nadia, Tendi Murti kembali membagi buku. Kali ini aku dapat buku Kumpulan
Cerita Dengan Menyebut Nama Allah karangan Dibatezal.
Sesi terakhir, membedah novel
terbaru Asma Nadia yang berjudul Bidadari Untuk Dewa. Novel Bidadari Untuk Dewa
ini adalah novel tertebal Asma Nadia sekitar 500 halaman. “Novel ini merupakan kisah hidup Dewa Eka
Prayoga. Kisah Dewa Eka ini sangat menarik untuk dibuat cerita, karena
melibatkan tantagan yang lengkap yaitu harta, tahta dan wanita serta jatuh
bangun yang hebat di usia muda,” beber Asma Nadia.
“Sebelum acara di tutup, mari kita
saksikkan peluncuran novel terbaru Bidadari Untuk Dewa karya Asma Nadia,” ucap
Tendi Murti.
Jarum jam tepat menunjukkan pukul
17.30 acara jumpa penulis pun berakhir. Aku benar-benar bersyukur deh bisa
hadir di acara sekeren ini. ” Pulang bawa 3 buku dan 1 handwallet plus segudang
ilmu. Berkah Belimpah deh,” batinku.
Asikkk bangettt 😍😍😍😍
BalasHapusMantapppp! Kahitna kebawa-bawa juga. Hihi.
BalasHapus
BalasHapus👍 Asiknya.....
Kereennn...
BalasHapusAsik bangettttt.... 😍😍😍😍👍👍👍
BalasHapusWah iya tiketnya lupa euy belum dikirim 😁😂
BalasHapusMaaf kan yo mba say
Wah iya tiketnya lupa euy belum dikirim 😁😂
BalasHapusMaaf kan yo mba say
asyok bener, jadi kepengen ngalaminya jg, pasti bahagia bgt, here
BalasHapus