
Libur tlah tiba... hore.. hore
Lagu itu selalu dinyanyikan jagoan kecilku saat libur
sekolah tiba. Sebelum liburan sekolah tiba, aku sudah berjanji mau mengajaknya
jalan-jalan. Meski hanya jalan berdua denganku, Hedi jagoan kecilku selalu
enjoy menikmatinya.
Hari itu aku sudah janji pada Hedi kalau aku mau ajak jalan ke mall sambil
main ke Timezone. Saat MATAHARI sudah
di atas kepala, akhirnya kita berdua jalan.
“Kita mau kemana, Bunda,” ujar Hedi saat sudah diatas Mio
biru.
“Maafin bunda ya sayang. Kali ini, kita jalan ke Delta aja
ya mas. Nanti kita makan di Hokben sekaligus main Timezone. Nanti kalau ada
rejeki, Insha Allah kita jalan-jalan ke Malang,” ujarku.
“Oke Bunda. Makasih ya Bunda sayang sudah ajak Hedi jalan. Hedi
doakan bunda, banyak rejekinya,” ujar Hedi sambil tersenyum bahagia.
Setelah parkir motor, dengan penuh CINTA,
kita berdua pun saling bergandengan tangan. Terkadang, saat jalan pun
rangkul Hedi.
“Kita mau kemana dulu nih sayang,” tanyaku
“Timezone dulu ya Bunda,” pintanya.
Kaki kami pun langsung melangkah ke lantai 4, tempat
Timezone itu berada. Tanpa banyak bicara, aku langsung mengisi kartu agar Hedi
bermain. Sesekali aku ikut bermain sama Hedi. Saat sedang asyik main, tiba-tiba
aku lihat hidung jagoan kecilku BERDARAH.
“Kok hidung Hedi berdarah,” tanyaku sambil membersihkan
hidungnya.
“Hedi panas dalam nih kayaknya Bunda. Belikan larutan ya,”
pintanya.
“Siap sayang. Berhenti dulu yuk mainnya, kita beli larutan
terus makan,”
Kaki kami berdua pun kembali menuruni lift, dan menuju ke
superindo sambil mencari larutan penyegar. Setelah menemukan di rak mana
larutan tersebut berada, kami berjalan menuju kasir dan membayar belanjaan.
Tanpa banyak bicara, kami berdua pun sambil berjalan menuju
Hoka-hoka bento. Untungnya saat itu Hokben lagi sepi. Langsung saja aku pesan menu
favorit Hedi, Bento Kids.
Seusai makan, kami berdua pun jalan-jalan sejenak. Matanya langsung
menatap ke Toys City. Hedi menarik tanganku, meminta nya untuk masuk. Tanpa pikir
panjang, aku iyakan saja ajakan dia masuk. Ternyata, Hedi sudah tertarik pada
satu mainan, yang harganya hampir 500 ribu rupiah. Sambil merengek, Hedi
meminta dibelikan mainan itu.
“Hedi telepon ayah aja,” ujarku sambil menyodorkan HP yang
memang aku belikan untuk Hedi.
Tak lama kemudian, Hedi pun menghubungi ayahnya.
“Ayah, hedi belikan mainan donk. Harganya 500 ribu,” ungkap
Hedi ditelepon.
“Nanti ya, kalau ayah punya uang,” jawab ayahnya.
Mendengar jawaban sang ayah begitu, Hedi pun langsung
menutup teleponnya, dan menangis.
“Kenapa
sayang,” tanyaku.
“Kata ayah, nanti dibelikan kalau ayah punya uang,” rengek
Hedi.
Saat itu juga, hati kecilku langsung menangis. Bagaimana
tidak. Sebelum ayahnya berselingkuh, dan akhirnya kita berpisah apapun yang
diminta Hedi, langsung dibelikan.
“Sabar ya sayang. Bunda akan berjuang demi masa depan dan HIDUP Hedi,” bujukku.
Sambil mencoba menenangkan Hedi, kita berdua jalan
meninggalkan Toyscity. Aku pun bertanya,
“Kita mau kemana mas? Mau main lagi atau
pulang,”
“Pulang aja Bunda,” jawabnya singkat
Kami pun berdua pulang ke rumah. Di tengah jalan, tak
sengaja kami melihat ada kecelakaan.
“Bunda, kalau bawa motor hati-hati ya, Hedi ga mau Bunda CELAKA. Sekarang, Hedi cuman punya
bunda. Ayah sudah ga sayang lagi sama Hedi,” ucapnya.
“Iya sayang, Bunda
akan hati-hati,” ucapku sambil mencium kepalanya.
Sesampainya di rumah, Hedi pun langsung tidur kecapekan. “Met
istirahat ya jagoan kecil bunda,” bisikku sambil mencium keningnya.
Kasih sayang antara anak dan bundanya... Selalu menyejukkan.
BalasHapusMakasih mas
HapusNice story, Mba. Jadi single parent harus kuat ya.
BalasHapusIya mba. Makasih
Hapus